PERANGI CORONA, TEKNIK ELEKTRO UNEJ KERAHKAN TIGA ROBOT
https://www.youtube.com/watch?v=srlKIlisK94&t=1s
Pandemi Virus Covid-19 yang melanda Indonesia semakin masif. Pandemi ini menyerang seluruh daerah di Indonesia termasuk Jember yang telah menjadi zona merah selama beberapa pekan. Efek dari pandemi ini begitu besar pada masyarakat dan terlebih kepada tenaga kesehatan. Melihat fenomena ini, Universitas Jember sebagai salah satu universitas yang melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berusaha memberikan berkontribusi nyata dalam pencegahan penyebaran Covid-19.
Khairul Anam, Ph.D, dosen Teknik Elektro dan Sekretaris 3 LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) Universitas Jember menjelaskan bahwa saat ini Universitas Jember sedang melaksanakan Riset Inovasi dan Teknologi guna Penanggulangan Covid-19 dengan 5 bidang fokus yaitu Pengendalian Virus, Pencegahan Virus, Mitigasi Masyarakat saat Pandemi, Manajemen Pelayanan dan Perawatan Pasien, serta Edukasi Masyarakat. Universitas Jember melalui LP2M juga telah menyiapkan total 34 judul (24 penelitian dan 10 pengabdian masyarakat) serta pendanaan lebih dari setengah miliar rupiah untuk berkontribusi dalam penanggulangan Covid-19. Inovasi dan teknologi yang dihadirkan oleh sivitas Universitas Jember berasal dari berbagai bidang, salah satunya Bidang Robotika yang digawangi oleh Jurusan Teknik Elektro Universitas Jember
Khairul Anam, Ph.D, Dosen Teknik Elektro Universitas Jember, Sekretaris 3 LP2M Universitas Jember dan Koordinator Kegiatan Tim Robot Penanggulangan Covid-19 Universitas Jember
Khairul Anam Ph.D, yang juga menjadi koordinator Tim Robot Penanggulangan Covid-19 Universitas Jember menambahkan bahwa Teknik Elektro Universitas Jember sedang mengerjakan tiga jenis robot yang diberi nama BOTAN-19, BOTANUV-19 dan ASPER-19. BOTAN-19 adalah robot yang dapat menyebarkan cairan disinfektan di luar ruangan (outdoor). Robot ini dapat dikendalikan jarak jauh sehingga penggunaan robot ini dapat meminimalisir kontak antara petugas penyemprot disinfektan dengan daerah yang hendak disterilisasi. BOTANUV-19 memiliki fungsi yang mirip dengan BOTAN-19 yakni robot yang berfungsi untuk sterilisasi daerah. Perbedaan antara kedua robot tersebut terletak pada alat sterilisasi yang digunakan oleh kedua robot tersebut. Robot BOTAN-19 menggunakan cairan disinfektan sedangkan robot BOTANUV-10 menggunakan Sinar UV untuk sterilisasi. Jika BOTAN-19 difokuskan untuk sterilisasi di luar ruangan, BOTANUV-19 digunakan di dalam ruangan terlebih di ruangan yang memiliki risiko paparan virus Covid-19 yang besar seperti di rumah sakit. ASPER-19 (Asisten Perawat) adalah robot yang digunakan untuk membantu atau menggantikan tugas perawat dalam merawat pasien positif Covid-19 dengan tugas-tugas yang dapat digantikan antara lain mengantar makanan dan obat untuk pasien serta pengecekan suhu tubuh dengan termometer. ASPER-19 juga dilengkapi dengan kamera dan monitor sebagai media komunikasi antara pasien dengan tenaga medis. Secara detail, spesifikasi ketiga robot tersebut dalam dilihat dalam infografis dibawah ini.
Infografis Robot BOTAN-19
Infografis Robot ASPER-19
Infografis Robot BOTANUV-19
Andalkan Kolaborasi dan Bukan Ikut-Ikutan
Pada saat yang sama, hampir semua universitas di Indonesia berlomba-lomba memberikan kontribusi berupa inovasi dalam penanggulangan Covid-19 termasuk juga dalam bidang Robotika. Kerjasama antara LIPI dan Univeritas Telkom contohnya telah mengembangkan Robot AUMR dengan fungsi yang mirip dengan BOTANUV-19 milik Universitas Jember. Tak ketinggalan pula ITS dan UNAIR yang memiliki RAISA yang memiliki fungsi yang mirip dengan ASPER-19. Dari luar negeri, inovasi robotika dalam penanggulangan Covid-19 juga tidak main-main. Amerika Serikat, negara dengan korban Covid-19 terbanyak saat ini menggunakan sistem otomasi dalam merawat pasien-pasien mereka. Terbaru, kolaborasi MIT dan Ava Robotics menghasilkan robot pembasmi virus Covid-19 menggunakan sinar UV (lagi-lagi mirip dengan BOTANUV). Di Denmark bahkan telah ada robot swab test otomatis. Di berbagai belahan dunia lain juga muncul berbagai inovasi robotika yang lain.
Namun, saat dimintai keterangan Khairul Anam, Ph.D mengaku tiga robot ini bukanlah ajang “ikut-ikutan” atau show off dari Teknik Elektro Universitas Jember. Beliau membeberkan bahwa ide ini berasal dari diskusi antar kolega dosen Teknik Elektro Universitas Jember yang terlibat antara lain Bpk Sumardi, S.T., M.T., Bpk Wahyu Muldayani, S.T., M.T., Bpk Ali Rizal Chaidir S.T., M.T. serta Bpk Gamma Aditya, S.T., M.T. Kelimanya mengaku bahwa perancangan robot ini adalah murni untuk mengamalkan dan menerapkan ilmu robotika dan teknik elektro dalam membantu masyarakat,tenaga kesehatan dan pemerintah serta berkontribusi terhadap penanggulan Covid-19 di Indonesia, khususnya di Jember.
Khairul Anam juga membeberkan bahwa agar robot ini dapat benar-benar dimanfaatkan, pengerjaan robot ini juga berkolaborasi dengan akademisi berbagai bidang, antara lain dosen dari Fakultas Farmasi, Faklutas Keperawatan dan Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Kolaborasi juga dilakukan dari segi pendanaan. Khairul Anam, Ph.D. mengaku dana pembuatan ketiga robot ini berasal dari pendanaan dari LP2M dan Lab Intelligent System di CDAST Universitas Jember. Saat ini ketiga robot tersebut masih pada tahap uji coba baik dan penyempurnaan.
Tidak lepas dari Kontribusi Besar Mahasiswa
Menurut Khairul Anam, Ph.D, Tim Robot Covid-19 Unej ini terdiri dari dosen, teknisi dan mahasiswa dari Teknik Elektro Universitas Jember. Selain dosen-dosen yang telah disebutkan di atas ada juga teknisi yang terlibat yakni Kurniawan Hidayat, S.T. Khairul Anam, Ph.D. juga menggarisbawahi keterlibatan besar mahasiswa yakni mahasiswa-mahasiswa yang tergabung dalam UKM Robotika Universitas Jember untuk pengerjaan ketiga robot tersebut. Berkat kerja keras dan pengalaman mereka dalam mengikuti lomba robot tongkat regional dan nasional, ketiga robot ini dapat dikerjakan. Dalam tim ini, mahasiswa aktif dalam merancang perangkat keras robot serta mengimplementasikan program yang algoritma dan metodenya telah didiskusi sebelumnya dengan dosen-dosen dalam tim ini.
Diwawancari secara terpisah, para mahasiswa dari UKM Robotika mengaku senang dengan kesempatan untuk berpartisipasi dalam Tim Robot Covid-19 UNEJ. Terdapat 12 orang mahasiswa yang berpartisipasi dalam tim robot Covid-19 ini antara lain Tigo Haq N, Moch Syaiful, Muhammad Dandi S., Cahya Mulya, Turasno, Adhi Rachman, Panji Langgeng, Zaqi Armanovandi, Rozan Arkan, Ahmad Sudrajat, Fikri Mulyadi dan Syaffel Sean. Mahasiswa-mahasiswa tersebut mengerjakan ketiga robot di Gedung LPM Universitas Jember.
Pengerjaan Robot oleh Mahasiswa UKM Robotika Universitas Jember di Gedung LPM
Walaupun mengerjakan dengan senang, para mahasiswa dari UKM Robotika ini juga mengakui terdapat berbagai kesulitan yang mereka rasakan selama pengerjaan Robot Covid-19 ini. Tigo Haq mahasiswa Teknik Elektro UNEJ Angkatan 2016 menyampaikan bahwa penggarapan robot Covid-19 ini berbeda dari pengerjaan robot-robot yang pernah dikerjakan sebelumnya. Hal ini dikarenakan permintaan dari kolaborator medis serta medan bervariasi yang nantinya dilalui oleh robot. Tidak seperti robot-robot yang digunakan untuk lomba dimana medannya umumnya telah terkondisikan maka robot-robot ini dituntut mampu bekerja pada kondisi real seperti lorong rumah sakit atau ruangan laboratorium. Namun, Tigo mengaku bimbingan dari para dosen yang terlibat sangat membantu dalam memberi solusi dalam perancangan robot ini. Syaiful rekannya juga menambahkan perlu kerja ekstra dalam mengerjakan robot-robot ini karena saat ini dirinya masih beradaptasi terhadap perkuliahan dan praktikum yang dilaksanakan secara daring. Hal ini juga diamini oleh rekan setimya, Turasno, yang merasa sedikit kesulitan membagi waktu antara perkuliahan daring dengan pengerjaan robot. Ditambah lagi sebagian dari anggota tim juga sedang mengerjakan Tugas Akhir/ Skripsi.
Dandi dan Cahya, anggota Tim Robot yang berurusan dengan komponen-komponen pada robot juga mengaku agak kesulitan mencari komponen-komponen yang dibutuhkan selama masa pandemi. Selain keterbatasan akibat PSBB, tidak semua komponen dapat ditemukan di Jember. Oleh karena itu, hampir semua komponen elektronika mereka beli dari toko online.